Tentang Daerah Aliran Sungai (DAS)

DAS adalah daerah tertentu yang memliki bentuk dan sifat alami, sedemikian rupa sebagai suatu kesatuan antara sungai dan anak-anak sungai yang melaluinya. Sungai dan anak-anak sungai tersebut berfungsi untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan serta sumber mata air lainnya. Penyimpanan dan pengaliran air tersebut dihimpun dan ditata berdasarkan hukum alam di sekitarnya, sesuai dengan keseimbangan daerah tersebut. Proses tersebut dikenal sebagai siklus hidrologi.
Akhir-akhir ini, persoalan seperti erosi, sedimentasi, longsor dan banjir pada Daerah Aliran Sungai (DAS) intensitasnya semakin meningkat. Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan bentuk respon negatif dari komponen-komponen DAS terhadap kondisi curah hujan. Kuat atau lemahnya respon sangat dipengaruhi oleh karakteristik DAS yang ada, baik secara fisik, secara sosial ekonomi, maupun budaya masyarakatnya.
Karakteristik fisik DAS merupakan variabel dasar yang menentukan proses hidrologi pada DAS, sedangkan karakteristik sosial ekonomi dan budaya masyarakat adalah variabel yang mempengaruhi percepatan perubahan kondisi hidrologi DAS. Oleh karena itu, pemahaman mengenai karakteristik fisik DAS, dalam hal ini 'terrain' ( terrain : bentuk vertikal dan horizontal dari daratan. Secara sederhana apapun bentuknya dan berapapun tingginya daratan bisa di sebut terrain) dan geomorfologi, pola pengaliran dan penyimpanan air sementara pada DAS, dapat membantu mengidentifikasi daerah yang memiliki kerentanan tinggi terhadap terjadinya persoalan DAS, serta perancangan teknik-teknik pengendalian yang sesuai dengan kondisi setempat.
Mata Air Sumber Pitu di Desa Duwet Krajan Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.
Sumber Pitu & Air Terjun Ringin Templek
Air terjun Ringin Templek - mata air Sumber Pitu berada di kawasan barat pegunungan Bromo, tepatnya berada di Desa Duwet Krajan, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Karena lokasinya jauh dari angkutan umum, para pengunjung disarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi, baik sepeda motor maupun roda 4.
Kerusakam hutan di hulu mengakibatkan debit air menyusut drastis
Berada satu jalur menuju ke arah Gunung Semeru, Gunung Bromo maupun Air Terjun (Coban) Pelangi. Untuk menuju Duwet Krajan, dari pasar Tumpang, para pengunjung harus menempuh perjalanan hingga Balai Desa Wringinanom sebelum Gubuk Klakah. Selanjutnya tepat di depan Balai Desa Wringin Anom tersebut belok arah kiri masuk ke jalan utama menuju Duwet Krajan. Untuk sampai di lokasi parkir di kawasan pemukiman penduduk (di sekitar Balai Desa Duwet Krajan, dari pertigaan Wringin Anom dengan jarak tempuh sekitar 3-4 Km, Sepnjang jalan menuj ke desa ini akan melewati rimbunan pohon bambu, perkebunan apel dan sayuran yang menghijau, sangat indah .
Sesampainya di Desa Duwet Krajan, pengunjung bisa memparkir kendaraannya di sekitar Balai Desa Duwet Krajan, atau sedikit naik ke atas di pemukiman penduduk di depan kebun cengkeh. Masyarakat sekitar jalan menuju Air Terjun Sumber Pitu dengan senang hati menjaga kendaraan pengunjung dengan tarif seikhlasnya. Tak ada tarif masuk untuk menuju kawasan ini, namun jangan kaget jika warga sekitar akan meminta sumbangan seikhlasnya untuk perbaikan akses jalan menuju lokasi.
![]() |
Dari rimbunnya rumpun bambu, gerbang menuju area kebun sayur dan tebing-tebing raksasa di sekitar Air Terjun Sumber Pitu |
Dari kebun cengkeh sebgai gerbang masuk kawasan, para pengunjung akan disambut jalan cor beton yang menembus rimbunan bambu petung yang sangat indah dan asri, gerbang menuju area perkebunan dan tebing-tebing raksasa di sekitar air terjun. Dari lokasi ini perjalanan masih sekitar 2 kilometer lagi. Sekitar 15 menit perjalanan, pengunjung akan mendapati persimpangan jalan di tengah kebun sayur, di sini akan di temui sebuah gazebo sederhana sebagai tempat singgah sementara untuk istirahat bagi pengunjung. Untuk melanjutkan perjalanan menuju lokasi, ambil jalan ke arah kiri.
![]() |
Disebut ringin templek karena terdapat pohon beringin yang menempel pada tebing. |
Sesampai di lokasi, pengunjung akan di suguhi keindahan 2 bentuk bentang alam sebagai panorama alam yang indah dan alami Air Terjun Ringin Templek dan Pancaran Mata Air Sumber Pitu, Inilah keuntungan jika berkunjung ke Sumber Pitu. Pengunjung bisa menikmati keindahan dua air terjun sekaligus di satu lokasi. Tak jauh dari Sumber Pitu, mengalir deras Air Terjun Ringin Templek dari ketinggian sekitar 40 meter. Disebut ringin templek karena terdapat pohon beringin yang menempel pada sisi barat Air Terjun tersebut.
![]() |
Di tebing sisi utara Ringin Templek inilah Umbulan Pitu memancarkan air yang asri & indah. |
Di tebing sisi utara Ringin Templek inilah Sumber Pitu ( Umbulan Pitu ) memancarkan air yang jernih dan deras di sela sela hijaunya tanaman yang menutup dinding tebing. Tidak terlalu tinggi, namun (dulu sebelum ada ekploitasi) keberadaaannya cukup eksotis. Debit maupun warna air yang keluar dari tujuh (7) mata air tak terpengaruh kondisi cuaca, hujan maupun kemarau. Warga sekitar meyakini jika Air Sumber Pitu berhubungan dengan Gunung Bromo. Bahkan, banyak warga luar wilayah yang menjadikan lokasi ini sebagai tempat ritual, serta menganggap air yang keluar memancar merupakan air suci/untuk pensucian diri dan obat awet muda.
![]() |
Situasi pembangunan bak tangkapan air di mulut Mata Air Sumber Pitu, MIRIS & MENYEDIHKAN! |
Kegiatan Ekploitasi Mata Air Sumber Pitu di Desa Duwet Krajan Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang
Jika anda pernah ke Sumber Pitu sekitar 2-3 tahun lalu kondisinya sangat alami, indah dan asri, kini kondisinya sangat berbeda drastis. Tepat di depan Air terjun telah berdiri megah bangunan bak raksasa penampungan air (tandon) untuk PDAM Kabupaten Malang sebagai operator, berdasarkan informasi yang didapat, air tampungan ditandon akan dialirkan ke satu perusahaan properti kelas kakap di Kawasan Gunung Buring di Kota Malang.
Satu destinasi wisata yang dulunya sangat indah, asri dan terisolasi, kini telah terbuka dan menghilangkan nilai eksotis dan estetikanya. Saat ini pihak pengelola tandon (dalam hal ini pihak pemerintah daerah), masih menunggu saat yang tepat untuk me- launching tandon tersebut untuk pemanfaatan pengaliran air bersih menuju kota Malang. Nantinya jika selesai, seluruh air yang keluar dari Sumber Pitu akan ditampung di bak penampungan ini.
Adalah sebuah ironi; di saat lingkungan telah rusak... rakyat kecil kesulitan air untuk mengaliri sawah dan kebun mereka di wilayah hilir, sedang ditempat lain di lokasi berdirinya rumah-rumah mewah air ledeng mengalir deras untuk memenuhi kolam-kolam renang pribadi untuk bersenang-senang... dan hal itu membuat kita miris dan menyedihkan.
Pada tahun 2013, Pemerintah Daerah telah memulai pembangunan tandon penangkap mata air di area Sumber (mata air) Sumber Pitu di Desa Duwet Krajan, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
Tertutupnya informasi pada saat perencanaan dan penggunaan lahan yang multipihak antar stake holder pemangku kepentingan pemanfaatan kawasan, mengakibatkan pelaksanaan pembangunan berjalan secara ngawur dan serampangan. Pihak pemangku kepentingan seolah - olah adalah pihak yang memiliki segala-galanya, semau gue dalam menjalankan kewenangannya tanpa mempedulikan kesulitan rakyat.
Apabila pengoperasian tandon tetap dilanjutkan, sangat jelas hal tersebut sangat bertentangan dengan UU no 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta bertentangan pula dengan UU no 18 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Kerusakan Hutan.
Kawasan Sumber Pitu secara pengelolaan masuk Kawasan Konsesi milik PERHUTANI KPH Malang. Padahal Mata Air atau Sumber Air adalah barang milik publik bukan barang privat untuk kepentingan pribadi. Tujuan dari suatu pembangunan apapun yang ada di negeri ini adalah untuk mensejahterakan rakyat.... lantas rakyat yang mana yang disejahterakan...?
Sebagaimana diketahui, dalam pelaksanaan proses pembangunan tandon penampung air di Sumber Pitu tersebut tanpa amdal, hanya UKL/UPL saja, dan itu tidak cukup untuk kegiatan eksploitasi dengan debit air lebih dari 300 m kubik perdetik.
Sumber Pitu yang indah dan memiliki potensi besar dari sektor wisata untuk kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan kini sudah sangat rusak. Aspek pembangunan berkelanjutan dan kelelestarian hanyalah slogan pepesan kosong belaka. Tidak pernah ada keterbukaan dengan melibatkan masyarakat sebagai pihak yang berpotensi terkena dampaknya, sehingga ruang partisipasi dan aspirasi yang berkembang di tingkat akar rumput tertutup rapat.
Sebuah kebijakan pemerintah yang gegabah, atas tindakan penguasa yang serakah.
Memperhatikan hal tersebut, solusi terbaik atas kerusakan lingkungan berat yang ada di Sumber Pitu Desa Duwet Krajan Kec. Tumpang Kabupaten Malang adalah.....
BONGKAR dan GUSUR TANDON BAK PENAMPUNG AIR di mulut mata air Sumber Pitu .... kembalikan Mata Air Sumber Pitu ke bentuk semula.... sehingga keindahan, keasrian dan kelestariannya akan tetap terjaga....
Malang, November 2016
Foto Ter-update 2016 kondisi Sumber Pitu saat ini.
Tertutupnya informasi pada saat perencanaan dan penggunaan lahan yang multipihak antar stake holder pemangku kepentingan pemanfaatan kawasan, mengakibatkan pelaksanaan pembangunan berjalan secara ngawur dan serampangan. Pihak pemangku kepentingan seolah - olah adalah pihak yang memiliki segala-galanya, semau gue dalam menjalankan kewenangannya tanpa mempedulikan kesulitan rakyat.
Apabila pengoperasian tandon tetap dilanjutkan, sangat jelas hal tersebut sangat bertentangan dengan UU no 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta bertentangan pula dengan UU no 18 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Kerusakan Hutan.
Kawasan Sumber Pitu secara pengelolaan masuk Kawasan Konsesi milik PERHUTANI KPH Malang. Padahal Mata Air atau Sumber Air adalah barang milik publik bukan barang privat untuk kepentingan pribadi. Tujuan dari suatu pembangunan apapun yang ada di negeri ini adalah untuk mensejahterakan rakyat.... lantas rakyat yang mana yang disejahterakan...?
Sebagaimana diketahui, dalam pelaksanaan proses pembangunan tandon penampung air di Sumber Pitu tersebut tanpa amdal, hanya UKL/UPL saja, dan itu tidak cukup untuk kegiatan eksploitasi dengan debit air lebih dari 300 m kubik perdetik.
Sumber Pitu yang indah dan memiliki potensi besar dari sektor wisata untuk kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan kini sudah sangat rusak. Aspek pembangunan berkelanjutan dan kelelestarian hanyalah slogan pepesan kosong belaka. Tidak pernah ada keterbukaan dengan melibatkan masyarakat sebagai pihak yang berpotensi terkena dampaknya, sehingga ruang partisipasi dan aspirasi yang berkembang di tingkat akar rumput tertutup rapat.
Sebuah kebijakan pemerintah yang gegabah, atas tindakan penguasa yang serakah.
Memperhatikan hal tersebut, solusi terbaik atas kerusakan lingkungan berat yang ada di Sumber Pitu Desa Duwet Krajan Kec. Tumpang Kabupaten Malang adalah.....
BONGKAR dan GUSUR TANDON BAK PENAMPUNG AIR di mulut mata air Sumber Pitu .... kembalikan Mata Air Sumber Pitu ke bentuk semula.... sehingga keindahan, keasrian dan kelestariannya akan tetap terjaga....
Malang, November 2016
Foto Ter-update 2016 kondisi Sumber Pitu saat ini.
![]() | |
Selamat datang di Sumber Pitu 2016 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar