Rabu, 16 November 2016

Manfaat Pohon Aren - Untuk Lingkungan & Masyarakat

Mengenal Aren (Arenga pinnata)

Arenga pinnata
Aren atau Enau (Arenga pinnata) adalah palma yang sangat penting Selain pohon kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini terkenal dengan berbagai nama seperti, nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (sumatera dan semenanjung melayu), akol, akel, akere, inru, indu (bahasa di sulawesi); moka, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara) kalau di jawa Aren.

Penyadapan Nira - Pohon Aren
Bangsa belanda menggenalnya dengan nama arenplm atau zuikerpalm dan bangsa jerman menyebutnya dengan nama zuckerpalme dalam bahasa Inggris disebut sugar palm atau Gomuti palm. dan masih bayak lagi, setip daerah ataupun setiap negara tentunya mempunyai nama sendiri tentang pohon aren ini

Pohon aren atau enau ini mudah tumbuh . Pohon aren memiliki asal usul dari wilayah Asia tropis, enau diketahui menyebar alami mulai dari India timur di sebelah barat, hingga sejauh Malaysia, Indonesia, dan Filipina di sebelah timur. Di Indonesia, enau tumbuh liar atau ditanam, sampai ketinggian 1.400 mdpl Biasanya pohon aren banyak tumbuh di lereng-lereng atau tebing sungai. Di daerah jawa pohon aren banyak tumbuh di daerah pegunungan.

Pohon aren yang besar dan tinggi, dapat mencapai 25 m. Berdiameter hingga 65 cm, batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang menyelubungi batang.

Pohon aren atau enau menghasilkan banyak hal, yang menjadikannya populer sebagai tanaman yang serbaguna, terutama sebagai penghasil gula. Dari satu pohon aren bisa menghasilkan beberapa jenis komoditas, terutama sebagai penghasil gula :



Berikut beberapa manfaat yang dapat diambil dari pohon aren :

Tangga bambu untuk memanjat pohon aren!
1. Batang : Batang pohon aren mengayu di sebelah luar dan agak lunak berserabut di bagian dalam atau empulurnya. Kayunya yang keras ini bisa dipergunakan sebagai papan, kasau atau dibuat menjadi tongkat, bagi para petani biasanya juga dibuat untuk gagang cangkul.Batang yang dibelah memanjang dan dibuang empulurnya bisa juga digunakan sebagai talang atau saluran air.

2. Empulur/gumbarnya : Bagian dalmnya dapat ditumbuk untuk diolah agar dapat menghasilkan sagu, meski kualitasnya masih kalah oleh sagu rumbia.Dari empulur/gumburnya dapat diambil sari patinya untuk dibuat makanan terutama sebagai bahan bihun (mie putih)

3. Daun : Sebagaimana nipah dan rumbia, daun pohon aren juga biasa digunakan sebagai bahan atap rumah rakyat. Pucuk daunnya yang masih kuncup (janur) juga dipergunakan sebagai daun rokok, yang dikenal pasar sebagai daun kawung. Lembar-lembar daunnya di Jawa Barat biasa digunakan sebagai pembungkus barang dagangan, misalnya gula aren atau buah durian. Lembar-lembar daun ini pun kerap dipintal menjadi tali, sementara dari lidinya dihasilkan barang anyaman sederhana dan sapu lidi.

4. Ijuk : Seperti halnya daun, ijuk dari pohon aren pun dipintal menjadi tali. Meski agak kaku, tali ijuk ini cukup kuat, awet dan tahan digunakan di air laut. Ijuk dapat pula digunakan sebagai bahan atap rumah, pembuat sikat dan sapu ijuk. Dari pelepah dan tangkai daunnya, setelah diolah, dihasilkan serat yang kuat dan tahan lama untuk dijadikan benang, tali pancing dan senar gitar Batak.

5. Buah : Buah pohon aren atau lebih terkenalnya sering disebut kolang-kaling, Meskipun getahnya amat gatal, Kolang-kaling disukai sebagai campuran es, manisan atau dimasak sebagai kolak. Teristimewa sebagai hidangan berbuka puasa di bulan Ramadhan. Mengenai kolang-kaling

6. Bungga : Dari bungga pohon aren inilah yang dapat menghasilkan nira yang kemudian setelah diolah dapat menghasilkan gula aren, mungkin sebagian dari anda pernah membeli gula aren ataupun pernah mengkonsumsinya, karena gula aren bisa digunakan untuk pemanis masakan.

Masih banyak lagi tentunya mengenai pohon aren dan manfaatnya, tapi sampai disini dulu tulisan saya, nanti akan saya sambung lagi mengenai, cara budidaya pohon aren, cara mengolah buah aren sehingga menjadi kolang-kaling, dan yang perlu anda ketahui bagaimana cara menyadap bunga aren sehingga menghasilkan nira sampai menjadi gula aren. Semoga tulisan saya ini bisa bermanfaat dan membuat anda lebi mengenal tumbuhan yang ada di negeri kita ini.



Aren Itu Hermaprodit!

Aren (arenga pinnata merr) termasuk tumbuhan berumah dua, atau hermaprodit alias banci, aka bencong. Jadi, tidak ada istilah aren jantan atau aren betina, seperti beberapa tumbuhan lainnya. Aren mula-mula tumbuh vegetatif, yakni tumbuh akar, batang dan daun.

Setelah ia merasa dirinya cukup dewasa, sekitar umur 7 tahun, maka aren akan mulai tumbuh generatif. Keluarlah tandan betina, berisi buah, yang biasa dibikin kolang-kaling. Keluarnya tandan betina itu dari celah pelepah paling atas.Lalu keluar tandan betina kedua, dari celah pelepah paling atas kedua. Begitulah seterusnya, makin lama makin ke bawah. Jumlah tandan buah betina ini antara 3-6 tandan dan tenggat waktunya cukup rapat.

Sejak keluarnya tandan betina pertama, aren berhenti total tumbuh vegetatif. Artinya, aren tidak bertambah tinggi lagi, juga tidak keluar daun baru lagi. Karenanya, jangan sembarangan memotong pelepah daun aren. Minimal 12 pelepah harus tersisa dalam satu pohon.

Setelah habis tandan betina, lalu keluarlah tandan jantan. Isinya adalah bunga, sebesar buah melinjo yang besar. Warnanya hijau ungu. Jika pecah akan mengeluarkan serbuk sari yang sangat banyak, berwarna kuning kunyit.

Tandan jantan inilah yang biasa disadap orang untuk diambil niranya. Nira aren lalu diolah menjadi gula aren, gula semut, gula meja cair, minuman segar dingin (jus nira), alkohol, ethanol atau pun methanol.

Membudidayakan aren tidak mengenal istilah gagal, karena setiap pohon aren pada waktunya akan mengeluarkan tandan betina dan tandan jantan.



Penghasil Buah yang disebut Kolang-kaling.

Pohon aren atau enau (Arenga Pinnata) merupakan pohon yang menghasilkan bahan-bahan industri. Hampir semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan karena nilai ekonomi dan salah satu manfaat yang didapat dari ponon aren adalah Kolang-kaling.

Kolang kaling, bagi anda yang menyukai manisan maupun es buah tentunya sudah tidak asing lagi dengan kolang kaling. Buah kolang kaling dapat anda temui dengan mudah di pasar, terutama pasar tradisional bayak pedagang yang menjualnya terutama kalau di bulan ramadhan.

Kolang-kaling pada bahas Belanda desebut juga dengan Glibbertjes, yang artinya adalah buah dari pohon aren (Arenga pinnata). Buah kolang-kaling ini dikenal mempunyai kadar air yang cukup tinggi, yaitu hingga 93 %. Selain airnya biji kolang-kaling juga memiliki kandungan protein sebesar 0,69 %, serta kandungan karbohidarat sebesar 4 gram. Buah kolang-kaling ni juga kaya akan kandungan potasium, besi, kalium, vitamin A, vitamin B, vitamin C.

Kembali ke pokok bahasan tentang proses pengolahan kolang-kaling. Walaupun memang seperti yang kita ketahui bahwa buah kolang kaling ini sangat populer dengan dijadikan campuran es buah ataupun cendol, buah yang semakin ramai ketika hadir bulan puasa ini, namun sebagian dari anda terutama bagi yang tinggal di perkotaan tentunya belum tau cara pengolahan nya. Silahkan anda baca dengan seksama bagimana proses pengolahan kolang-kaling ini agar anda tau bagaimana para petani menghasilkan buah kolang-kaling yang siap untuk dikonsumsi.

Berikut cara pengolahannya :

1. Memilih Buah : Untuk menghasilkan kolang-kaling yang pas, biasanya para petani terlebih dahulu mengambil satu buah kolang-kaling dari tandannya, kemudian membelahnya untuk mengetahui apakah buah kolang-kaling tersebut sudah siap untuk diolah atau belum atau mungkin malah sudah kadaluarsa, kenapa demikian,?... karena kalau buah masih terlalu muda hasilnya akan kurang maksimal, begitupun juga kalau buah sudah terlau tua karena kolang-kaling tidak bisa dikonsumsi.

Buah yang masih terlalu muda : 
 Apabila buah masih terlalu muda, buah kolang-kaling belum bisa diolah karena teksturnya masih terlalu lembek.

Buah yang siap diolah : 
 Ciri-ciri buah kolang-kaling yang siap untuk diolah adalah, tekstur buah sudah kenyal, nah buah inilah yang siap untuk diolah.

Buah yang sudah kadaluarsa : 
Buah yang sudah kadaluarsa ciri-cirinya sudah keras bila diambil sudah menyerupai batu akik, buah yang sudah seperti ini tidak bisa lagi untuk diolah, biasanya oleh para petani buah ini dibiarkan saja sampai berguguran sendiri, ataupun menjadi santapan musang. Musang luwak diketahui sebagai salah satu hewan yang menyukai buah enau ini, dan secara tidak langsung berfungsi sebagai hewan pemencar biji enau, ini salah satu pengembang biakkan pohon aren secara alami dengan bantuan binatang.

2. Mengambil Buah : Setelah didapat buah yang pas untuk diolah, para petani akan mengambil buah yang pas tersebut dari pohon aren (bagi anda yang tida biasa jangan coba-coba memegang buah kolang kaling ini, karena bila getahnya mengenai kulit maka anda akan merasakan gatal-gatal yang amat sangat). Setelah buah diambil dari pohonnya kemudian para petani akan membawanya pulang untuk diolah namun ada juga yang langsung mengolahnya di sekitar pohon aren tersebut tentunya dengan membawa peralatan yang dibawanya dari rumah. Dalam satu pohon aren bisa terdapat beberapa tandan buah kolang-kaling yang siap untuk diolah. Setiap satu tandan buah kolang-kaling bisa menghasilkan sekitar 15 sampai dengan 25 kg kolang-kaling yang siap untuk dikonsumsi.

3. Merebus Buah : Untuk menghasilkan kolang-kaling yang siap untuk dikonsumsi, buah kolang-kaling perlu direbus sekitar 30 menit, karena dalam satu tandan terdapat banyak buahnya tentunya perlu waktu berulang-ulang untuk merebusnya.

Kenapa Buah kolang-kaling perlu direbus,? :
  • Mempermudah cara pengambilan biji kolang-kalingnya.
  • Menghilangkan ras gatal dari getahnya.
  • Biji kolang-kaling siap untuk dikonsumsi walaupun belum diolah menjadi makanan lain.
4. Mengambil Bijinya : Setelah buah direbus sekitar 30 menit kemudian diambilah biji kolang-kaling tersebut dengan cara membelahnya, dalam satu buah kolang-kaling bisa terdapat 2 biji dan paling banyak 3 biji kolang-kaling. Sampai tahap ini pengolahan Buah kolang-kaling sudah selesai dan tinggal merendam biji-biji yang sudah terkumpul tersebut dengan air bersih selama 1 malam dan kolang-kaling siap untuk dikonsumsi untuk dijadikan, manisan, kolak, campuran es buah atau dijual ke pasar.

Demikian cara pengolahan kolang-kaling, semoga bisa menambah wawasan kita semua, dan tentunya bisa menambah pengetahuan kita tentang kekayaan alam yang ada di Negeri kita Indonesia.



Cara Mengembang Biakkan Pohon Aren. 

Pada daerah yang terdapat bayak pohon aren atau enau, seperti ditempat saya, pohon ini dapat berkembang biak secara alami dengan bantuan binatang. Meskipun getahnya amat gatal, buah enau yang masak banyak disukai hewan. Musang luwak diketahui sebagai salah satu hewan yang menyukai buah enau ini, dan secara tidak langsung berfungsi sebagai hewan pemencar biji enau.

Namun bagi daerah yang masih sedikit terdapat varietas ini, Pohon Enau atau aren dapat dikembang biakkan secara generatif yaitu melalui bijinya. Akan tetapi agar diperoleh keturunan yang baik, benih sebaiknya diambil dari pohon induk yang memiliki kriteria sebagai berikut :

Batang pohon harus besar dengan pelepah daun merunduk dan rimbun. Sampai saat ini dikenal dua macam tanaman aren yaitu Aren Genjah yang memiliki batang agak kecil dan pendek dengan produksi nira antara 10–15 liter/tandan/hari, dan Aren Dalam yang memiliki batang besar dan tinggi dengan produksi nira 20–30 liter/tandan/hari. Untuk kepentingan produksi nira dan turunannya, dianjurkan untuk menggunakan varietas Dalam sebagai pohon induknya.

Pohon terpilih harus memiliki produktivitas yang tinggi. Perlu diketahui bahwa tidak semua pohon aren dan tidak semua mayang (tandan bunga) jantan yang keluar (9 – 11 mayang) menghasilkan nira. Hal ini sangat dipengaruh oleh proses fisiologi tanaman. Calon pohon induk perlu diperiksa produktivitasnya dengan menyadap nira dari mayang jantan pertama atau kedua; jika hasilnya banyak maka pohon itu pantas dijadikan pohon induk. Kemudian pohon induk ini tidak lagi disadap niranya, agar kualitas benih yang dihasilkan tetap baik.

Selanjutnya tahapan penyediaan bibit tanaman aren adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan buah
Buah yang digunakan sebagai sumber benih harus matang, sehat yang ditandai dengan kulit buah yang berwarna kuning kecoklatan, tidak terserang hama dan penyakit dengan diameter buah ± 4 cm. Sebaiknya buah yang diambil adalah yang terletak di bagian luar rakila. Buah aren ini dapat disimpan selama 2 minggu pada karung plastik atau dus untuk memudahkan pemisahan biji (benih) dari kulit.

2. Pengambilan biji dari buah
Pengambilan biji dari dalam buah aren harus menggunakan sarung tangan karena buah aren mengandung asam oksalat yang akan menimbulkan rasa gatal apabila kena kulit. Cara lain, yaitu dengan memeram buah-buah aren yang telah dikumpulkan sampai kulit buah menjadi busuk sehingga biji terpisah dengan sendirinya dari daging buah. Dengan cara ini, biji dapat diambil dengan mudah dan kulit buah aren tidak gatal lagi.

3. Perkecambahan
Benih disemaikan dalam tempat persemaian dengan media campuran pasir dan serbuk gergaji dengan perbandingan 2:1. Untuk mempercepat perkecambahan, tempurung biji dapat digosok dengan kertas pasir (ampelas) di bagian punggungnya, tempat keluar apokol, selebar kira-kira 3 mm kemudian biji direndam dalam air agar air meresap ke dalam endosperm sampai jenuh, lalu disemaikan. Benih disiram setiap hari untuk mempertahankan kelembaban yang tinggi sekitar 80%.

4. Pembibitan
Semai aren yaitu setelah terbentuk apokol yang telah mencapai panjang 3 – 5 cm dipindahkan ke tempat pembibitan atau ke dalam kantong plastik (polibag) yang berdiameter 25 cm, yang telah diisi ¾ bagiannya dengan tanah-tanah lapisan atas yang dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:2. Bibit-bibit yang telah dipindahkan ini memerlukan penyiraman dan naungan agar terhindar dari cahaya matahari secara langsung. Bibit aren dapat dipindahkan (ditanam) ke lapangan setelah berumur 6-8 bulan sejak daun pertama.

Bagaimana,? anda tertarik untuk bertani aren, silahkan mencoba semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar